1. EGOIS
Sifat egois atau keras kepala seringkali memang menciptakan orang bau tanah kehilangan kesabaran. Umumnya, anak yang egois mau menang sendiri, tidak mau mendengarkan orang lain dan harus dituruti semua keinginannya. Bila tidak, segala jurus ancaman pun akan ia lontarkan, dari mogok makan, tak mau berguru hingga berguling-guling di lantai.
Yang harus dilakukan:
Jangan panik bila menghadapi anak yang egois. Tak perlu marah, hadapi dengan lembut dan sabar. Banyak cara sanggup dilakukan untuk menghadapi anak bertemperamen keras. Yang terpenting ialah menawarkan pengertian dan pengarahan. Ingat, umumnya belum dewasa belum sanggup membedakan mana yang baik dan buruk. Yang ada dalam pikiran mereka ialah mengerjakan atau melaksanakan sesuatu hanya untuk kesenangannya. Jadi, kiprah Anda sebagai orang bau tanah ialah menawarkan pengarahan dan pengertian pada si anak.
2. PERAJUK
Ciri anak perajuk ialah suka ngambek dan cenderung cengeng. Hampir sama dengan anak egois, hanya saja anak perajuk belum tentu keras kepala. Biasanya, anak akan ngambek bila orang bau tanah kurang menawarkan perhatian padanya. Misalnya, “Ma, rambut Ella manis enggak dikuncir menyerupai ini?” Karena sang mama tidak menawarkan komentar dan hanya menggangguk, anak pun ngambek.
Yang harus dilakukan:
Sama menyerupai menghadapi anak egois, menghadapi anak yang hobi ngambek juga butuh kesabaran. Jika tidak, emosi Anda sebagai orang bau tanah sanggup terpancing. Mungkin bagi kita, menggangguk saja sudah cukup, namun bagi anak lain lagi. Ia perlu action dari Anda. Anda sanggup menyampaikan misalnya, “Oh, manis sekali. Coba Mama lihat kuncirnya. Hmm… ternyata anak Mama sudah pandai menguncir rambut sendiri!” Perhatian dan komentar Anda akan menciptakan anak senang.
Bila anak praktis merajuk, cobalah untuk membujuknya. Jangan dengan kekerasan, alasannya hal itu justru akan berdampak tak baik bagi perkembangan jiwanya.
3. PEMALAS
Sifat anak yang pemalas biasanya tidak mau mengerjakan pekerjaan atau kiprah yang diberikan padanya. Misalnya, merapikan kawasan tidur, buku pelajaran atau mainannya. Ia mengandalkan orang lain untuk mengerjakannya.
Yang harus dilakukan:
Beri anak pengertian dan contoh. Misalnya, sesudah berdiri tidur, kawasan tidur harus dirapikan. Ajak ia untuk turut serta melaksanakan acara tersebut. Walaupun mungkin di rumah ada pembantu, berikan pengertian pada anak bahwa tidak selamanya ada “si mbak” yang sanggup membantunya.
Latih belum dewasa untuk mempunyai tanggungjawab semenjak dini. Bukan pekerjaan berat, cukup yang ringan saja. Seperti merapikan kawasan tidur, mainan ataupun rak buku pelajaran.
4. NAKAL
Sifat nakal atau nakal masuk akal dimiliki oleh anak-anak. Biasanya mereka cenderung aktif, usil dan tak takut bahaya. Selain itu, anak umumnya juga punya banyak akal. Contoh sikap mereka antara lain hobi berkelahi, mengejar layang-layang, memanjat pohon tinggi, jahil pada temannya, dan sebagainya.
Yang harus dilakukan:
Tak perlu memarahi atau melarangnya bermain. Coba pantau kegiatannya sehari-hari. Sejauh yang dilakukannya tidak membahayakan dirinya dan orang lain, kenapa harus dilarang? Biarkan mereka melakukannya alasannya hal itu akan menjawab rasa penasarannya.
Lain hal jikalau yang dilakukan anak membahayakan dirinya dan orang lain. Tak ada salahnya menegur dan memberi pengertian pada anak. Yang terpenting dalam menghadapi anak nakal ialah jangan bosan menasihati dan membimbingnya. Arahkan anak semoga menjadi anak yang baik dan sopan.
5. PENDENDAM
Ciri anak pendendam ialah “menyimpan rasa sakit hati dan berusaha membalasnya di kemudian hari. “Awas, besok kubalas kamu!” begitu biasanya mereka mengancam “lawan” mereka. Biasanya, anak gres merasa puas bila sudah sanggup membalas rasa sakit hatinya.
Yang harus dilakukan:
Yang utama, jangan biarkan sifat pendendam bersarang dalam diri anak-anak. Pasalnya, sifat ini sanggup merusak mental mereka. Anak akan berpikir bahwa apa yang dilakukannya benar. Berikan pengertian pada anak bahwa “sifat mendendam” itu tidak baik. Selain dihentikan agama, nantinya juga akan menciptakan mereka dijauhi oleh teman-teman mereka. Tanamkan pada diri anak bahwa tidak selamanya kejahatan harus dibalas dengan kejahatan.
6. PEMALU
Menutup diri, tak banyak bicara, itulah sebagian ciri-ciri dari anak pemalu. Seorang anak pemalu jarang sekali memulai pembicaraan sebelum diajak berbicara oleh orang lain. Pribadinya sangat tertutup, sehingga sulit menebak isi hatinya. Selain itu, anak pemalu juga terkesan kuper alias kurang pergaulan. Mereka juga alhasil jarang bergaul dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya.
Yang harus dilakukan:
Cara sempurna menghadapi anak pemalu ialah melatih dirinya semoga berani tampil dan berbicara di depan umum. Misalkan dengan mengikutsertakan dalam acara sekolah, menyerupai tari, karate ataupun vokal grup. Engan begitu, mereka akan terbiasa berhadapan dengan orang banyak. Hal ini akan membantu anak untuk berinteraksi dan mengemukakan pendapatnya. Ini juga akan menciptakan ruang lingkup pergaulannya menjadi luas. Dengan demikian, dibutuhkan anak tak lagi menjadi langsung yang tertutup.
7. PERIANG
Lincah, ramah dan bahagia bergaul merupakan ciri-ciri anak yang periang. Umumnya, anak periang mempunyai banyak teman, alasannya kepribadian mereka yang hangat. Mereka memang bahagia bersahabat. Jarang sekali murung dan selalu bergembira.
Yang harus dilakukan:
Meski sifat periang lebih banyak menawarkan nilai positif dalam kehidupan sehari-hari, Anda perlu mengingatkan anak semoga sanggup menempatkan diri kapan harus bangga dan kapan turut mencicipi sedih orang lain. Beritahu, bila ada temannya yang sedang bersedih, sebaiknya ia jangan bergembira. Jadi, pintar-pintarlah menempatkan diri.
sumber: http://nostalgia.tabloidnova.com/articles.asp?id=612
Post a Comment